Minggu, 31 Maret 2013

MANUSIA dan KEBUDAYAAN

MANUSIA dan KEBUDAYAAN

    Masyarakat Indonesia pada saat ini mengalami rintangan besar dalam menghadapi serangan kebudayaan asing. Dalam hal ini teknologi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonesia turut merobah cara kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidak mampuan manusia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke Barat-baratan (weternisasi). Hal tersebut terlihat dengan seringnya remaja Indonesia keluar-masuk pub, diskotik, dan tempat hiburan malam lainnya berikut dengan berbagai perilaku menyimpang yang menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota besar. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus penyimpangan seperti penyalahgunaan zat adiktif, berbagai bentuk kategori pelacuran dan 'western' lainnya tak lepas dari ketidak mampuan manusia Indonesia dalam beradaptasi sehingga masih bersikap 'conform' dan 'latah' terhadap kebudayaan asing yang melenyapkan inovasi dalam beradaptasi dengan budaya asing sehingga melahirkan bentuk akulturasi. Bila dikaji dengan teliti hal tersebut mungkin dikarenakan ciri-ciri manusia Indonesia lama yang masih melekat seperti percaya mitos dan mistik, sikap suka berpura-pura, percaya tahkyul yang dimodifikasi, konsumerisme, suka meniru, rendahnya etos kerja dan lain sebagainya bisa jadi mengakibatkan terhambatnya akultursai (percampuran dua/lebih kebudayaan yang dalam percampurannya masing-masing unsurnya lebih tampak). Sikap etnosentrisme (kecenderungan setiap kelompok untuk percaya begitu saja akan keunggulan/superioritas  kebudayaannya sendiri dan sikap senosentrisme (sikap yang lebih menyenangi pandangan/produk asing) merupakan hal selanjutnya yang dapat menghambat terwujudnya kebudayaan nasional untuk kemajuan bangsa dan negara. Sepertinya, sudah saatnya manusia Indonesia berikut dengan berbagai kebudayaan daerahnya yang ada melakukan suatu bentuk adaptasi yang sifatnya inovasi/pembaruan dengan budaya barat seperti dalam kesenian dimana instrumen musik tradisional dipadukan dengan instrumen modern maupun perawatan berbagai benda kebudayaan dengan teknologi asing yang ada sehinga akulturasi dapat diwujudkan. Selain itu, pengaruh media komunikas seperti televisi, radio, internet sangat besar dampaknya dalam hal cara pandang manusia indonesia terhadap ras. Sinetron-sinetron maupun film yang ditayangkan di televisi dan bioskop yang memvisualisasikan dan mensosialisasikan gaya hidup ras caucasoid (orang eropa) turut mempengaruhi cara pandang manusia Indonesia terhadap budayanya sehingga tidak timbul kesadaran untuk mempelajari tindakan sosial dan sebaliknya. Dalam hal ini manusia Indonesia sepertinya lebih mengagung-agungkan ras caucasoid berikut dengan gaya hidupnya dan menjadikannya sebagai kelompok acuan sehingga secara tak langsung mempengaruhi akal dan intelegensi, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku manusia Indonesia sehingga terkendala dalam memajukan kebudayaanya sendiri.
Kedudukan Manusia Terhadap Kebudayaan
Manusia dan kebudayaan pada dasarnya memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya, karena hampir seluruh kegiatan manusia yang di kerjakannya setiap saatnya merupakan sebuah kebudayaan yang sangat unik. Berikut ini adalah 4 kedudukan manusia terhadap kebudayaan:
1) Penganut Kebudayaan,
2) Pembawa Kebudayaan,
3) Manipulator Kebudayaan, dan
4) Pencipta Kebudayaan

Sumber : http://rosyidatulhidayati.blogspot.com
              http://dwiariyanilylaku.blogspot.com