Senin, 29 April 2013


MANUSIA DAN CINTA KASIH

A.    PENGERTIAN CINTA KASIH
Menurut kamus bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadaminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih artinya perasaan sayang aatau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih adalah perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Cinta memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta adalah landasaN dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan antar   masyarakat yang akrab. Demekian juga cinta pengikat antara manusia dan Tuhannya.
Pengertian tentang cinta dating dari Dr Sarlito W. Sarwono. Dikatakan bahwa cinta memiliki tigaunsure, yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah adanya perasaan untuk bersama, sedangkan keintiman adalah kebiasaan atau tingkah laku yang menunjukan sudah tidak ada jarak lagi, dan sedangkan kemesraan yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa rindu, ucapan-ucapan sayang dan sebagainya.
  Hikmah cinta :
1.       Cinta adalah ujian yang berat  dalam kehidupan, karna setiap cinta mengalami rintangan.
2.       Cinta yang telah mengikat jiwa manusia dan membagkitkan manusia untuk melestarikan kehidupan lingkungan.
3.       Cinta merupakan factor utama kelansungan hidup manusia.
4.       Cinta menjadi pengikat paling kuat dalam hubungan keluarga, masyarakat, mengasihi mahlik hidup.
 
B.    CINTA MENURUT AJARAN AGAMA

Cinta diri
Cinta diri yang erat mendorong manusia  untuk tetap hidup, mengembangkan potensi diri,  dan mengaktualisasikan diri

Cinta kepada sesama manusia
Sebagai manusia kita tidak boleh hanya mencintai diri sendiri, tetapi  menyeimbangkan cintanya dengan cinta dan kasih sayang kepada orang lain, bekerja sama dengan member bantuan kepada orang lain.

Cinta seksual
Cinta erat kaitanya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antar suami istri dan merupakan factor primer bagi kelangsungan hidup keluarga.
Dorongan suksual  sangatlah penting, karna dari dorongan seksual tersebut dapat memprtahankan kelangsungan keturunan.

Cinta kebapakan
Menurut fisiologi modern, bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisologis, melainkan dorongan psikis. Dorongan seperti ini terdapat sumber kesenangan dan kegembiraan, sumber kekuatan dan kebanggaan

Cinta kepada Tuhan
Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan piritual ialah cintanya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam ibadah, pujian, dan doanya saja tetapi juga dalam semua tingkah lakunya. Selain itu cinta kepada Tuhan akan senantiasa memdorong diri  pada perilaku terpuji dan mencintai sesama  makhluk  Tuhan yang lainnya.

C.     KASIH SAYANG

Pengrtian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah  perasaan sayang, perasaan cinta atau suka kepada seseorang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang utuh.
Kasih sayang merupakan dasar komunikasi dalam keluarga, adanya kasih sayang mempengaruhi kehidupan anak dalam masyarakat. Dari cara pemberian kasih sayang dapat dibedakan :
i)                    Orang tua bersifat aktif, si anak pasif.
ii)                   Orang tua bersifat pasif, si anak aktif.
iii)                 Orang tua bersifat pasif, si anak pasif
iv)                 Orang tua bersifat aktif, si anak aktif.

D.      KEMESRAAN

Kemesraan berarti perasaan simpati yang akrab. kemesraan ialah hubungan yang akrab antara pria dan wanita. Kemesraan dasarnya adalah perwujudan kasih sayang mendalam.
Kemampuan mencinta member nilai hidup kita, dan menjadi tolak ukur keberhasilan evolusi kita. Maka dari itu dapat kita lihat betapa agungnya  dan sucinya cinta itu.

E.     PEMUJAAN

Pemujaan adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, karena pemujaan ini adlah inti dari kehidupan yang dijalani selama hidup.

F.     BELAS KASIHAN

Cinta dibedakan menjadi tiga macam, yaitu cinta kepada Tuhan, cinta kepada bapak ibu dan saudara, dan cinta kepada lawan jenis.
selain itu ada cinta kepada sesama, dan cinta ini diistilahkan belas kasihan. Cinta semacam ini mengandung arti yang luas. Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berahlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi tersebut itu. Dalam esai on love pengertian cinta adalah rasa persatuan tanpa syarat. Itu artinya rasa belas kasihan tidak terkandung unsure pamrih.
a.       Cara menumpahkan belas kasihan
Berbagai macam cara orang memberikan belas kasihan tergantung situasi dan kondisi. Ada yang mmberikan uang, barang, makanan, pakaian, bahkan Pangeran Sidharta menyatakan belas kasihannya kepada rakyat dengan cara meninggalkan istana dengan cara menjadi biksu.

G.    CINTA KASIH EROTIS

Cinta kasih kesaudaraan merupakan cinta kasih antar orang-orang yang sama-sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadap orang-orang yang lemah tanpa daya. Dan berlawanan dengan kedua jenis cinta kasih tersebut ialah cinta kasih erotis, yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna.
Pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali dicampurbaurkan dengan pengalaman jatuh cinta, tetapi kemesran yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanya sementara saja. Untuk mereka intimitas atau kemesraan itu terutama diperoleh dengan cara hubungan seksual.
Keinginan seksual menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan merupakan nafsu fisik belaka, untuk meredakan ketegangan yangmenyakitkan. Keininan seksualdapat distimulus, dirangsang oleh ketakutan karena sepi, oleh keinginan menaklukan dan menaklukan, bahkan keinginan memusnahkan. Bagi kebanyakan orang keinginan seksual senantiasa disamakan dengan gagasan cinta kasih, mereka mudah terbawa kesimpulan yang salah bahwa mereka sadang menngasihi dan mencintai satu sam lain, padahal mereka hanya menginginkan secara fisik.
Dalam cinta kasih erotis terdapat eksklusivitas yang terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan. Cinta kasih itu eksklusif, tetapi dalam cinta kasih kepada seseorang  itu sekaligus dicintai dan dikasihinya seluruh kemanusian, semua yang hidup.
Cinta kasih erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian, yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwa yang sedalam-dalamnya.

MANUSIA dan KEINDAHAN



Keindahan

Keindahan, yaitu berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal.

Apakah keindahan Itu ?

Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya.

Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai suatu kualita abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah “beauty” (keindahan) dan “the beautiful” (benda atau hal indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini kadang-kaang dicampuradukkan saja. Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian; yakni
keindahan dalam arti luas
keindahan dalam arti estetis murni
keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatan.

Keindahan alam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adap kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.

 Nilai estetika

 Kata estetika berasal dari kata Aesthesiss yang artinya perasaan atau sensitivitas, karena memang pada awalnya pengertian ini berhubungan dengan lidah dan perasaan. Dalam pengertian teknis, Estetika adalah ilmu keindahan atau ilmu yang mempelajari keindahan, kecantikan secara umum. Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut Nilai Estetik.

RENUNGAN

Teori Pengungkapan

 Dalil teori ini ialah bahwa “arts is an expresition of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia) Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) Beliau antara lain menyatakan bahwa “Seni adalah pengungkapan pesan-pesan) expression adalah sama dengan intuition, dan intuisi adalah pegnetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentagn hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images).”

Seorang tokoh lainnya adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni aalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yagn seseorang telah mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan berbagai gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.

Teori Metafisik

 Teori seni yang bercotak metafisik  merupakan salah satu contoh teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karyanya untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Paa taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi. Dan karyu seni yang dibuat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan) dari ralita duniawi

Teori Psikologis

 Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu. Teori lain lagi yaitu teori permainan yang dikembangkan oleh Fredrick Schiller (1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 – 1903 ) menurut Schiller, asal seni  adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Dalam teori penandaan (signification theory) memandang seni sebagai lambing atau tanda dari perasaan manusia.

KESERASIAN

Keserasian berasal dan kata serasi dan dan kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.

Dalam pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian harus dipadukan warnanya bagian atas dengan bagian bawah. Atau disesuaikan dengan kulitnya. Apabila cam memadu itu kurang cocok, maka akan merusak pemandangan. Sebaliknya, bila serasi benar akan membuat orang puas karenanya. Atau orang yang berkulit hitam kurang pantas bila memakai baju warna hijau, karena warna itu justru menggelapkan kulitnya.

Pertentangan pun menghasilkan keserasian. Misalnya dalam dunia musik, pada hakekatnya irama yang mengalun itu merupakan pertentangan suara tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut.

Karena itu dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualitas/pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal. Kualitas yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symetry), keseimbangan (balance), dan keterbalikan (contrast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu dikatakan tersusun dan berbagai keselarasan dan keterbalikan dan garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan yang serasi dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan Si pengamat. Filsuf Inggris Herbert Read merumuskan definisi, bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauty is unity of formal relations among our sence-perception). Pendapat lain menganggap pengalaman estetik suatu keselarasan dinamik dan perenungan yang menyenangkan. Dalam keselarasan itu seseorang memiliki perasaan-perasaan seimbang dan tenang, mencapai cita rasa akan sesuatu yang terakhir dan rasa hidup sesaat di tempat-tempat kesempurnaan yang dengan senang hati ingin diperpanjangnya.

Berikut dibawah ini adalah teori-teori dalam keserasian :

Teori Obyektif 

 Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita) yang memang telah melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Pengamatan orang hanyalah mengungkapkan sifat-sifat indah yang sudah ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk menghubungkan. Yang menjadi masalah ialah ciri-ciri khusus manakah yang membuat sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bernilai estetik, salah satu jawaban yang telah diberikan selama berabad-abad ialah perimbangan antara bagian-bagian dalam benda indah itu. Pendapat lain menyatakan, bahwa nilai estetik itu tercipta dengan terpenuhinya asas-asas tertentu mengenai bentuk pada sesuatu benda.

Teori Subyektif

 Teori subyektif. menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dan si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetik, maka hal itu diartikan bahwa seseorang pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetik sebagai tanggapan terhadap benda indah itu.Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.

Teori Perimbangan

 Teori perimbangan tentang keindahan dan bangsa Yunani Kuno dulu dipahami pula dalam arti yang lebih terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap sebagai kwalita dari benda-benda yang disusun (yakni mempunyai bagian-bagian). Hubungan dan bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka. Bangsa Yunani menemukan bahwa hubungan-hubungan matematis yang cemat sebagaimana terdapat dalam ilmu ukur dan berbagai pengukuran proporsi ternyata dapat diwujudkan dalam benda-benda bersusun yang indah. Bahkan Pythagoras yang mencetuskan teori proporsi itu menemukan bahwa macamnya nada yang dikeluarkan oleh seutas senar tergantung pada panjang senar itu dan bahwa macamnya nada yang dikeluarkan oleh seutas senar akan menghasilkan susunan nada yang selaras (yakni indah di dengar), apabila panjangnya masing-masing senar itu mempunyai hubungan perimbangan bilangan-bilangan yang kecil misalnya 1:1, 1:2, 2:3 dan seterusnya. Jadi menurut teori proporsi ini keindahan terdapat dalam suatu benda yang bagian-bagiannya mempunyai hubungan satu sama lain sebagai bilangan-bilangan kecil. Contoh visual untuk perimbangan yang menyenangkan dilihat dan karenanya disebut indah oleh bangsa Yunani dulu ialah bentuk empat persegi, elips yang masing-masing mempunyai proporsi 1:1 ,6 atau 3:5. Perimbangan itu dinamakan perbandingan keemasan (golden ratio). Teori perimbangan berlaku dan abad ke-5 sebelum masehi sampai abad ke 17 masehi selama 22 abad. Teori tersebut runtuh karena desakan dan filsafat empirisme dan aliran-aliran termasuk dalam seni. Bagi mereka keindahan hanyalah kesan yang subyektif sifatnya.Keindahan hanya ada pada pikiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan yang berbeda-beda. Para seniman romantik umumnya berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak adanya keteraturan, yakni tersusun dari daya hidup, penggambaran, pelimpahan dan pengungkapan perasaan. Karena itu tidak mungkin disusun teori umum tentang keindahan.

OPINI :


Manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Maka dari itu semua akan tebentuk suatu keindahan. Kemudian akan muncul suatu ide pembelajaran tentang Manusia dan Keindahan. Dengan keindahan memang manusia akan terlihat menarik dan enak dilihat terurama pada wanita. Bahkan dengan keindahan manusia akan mempunyai sifat seperti, nilai estetika. Yang akan membuat penampilan justru semakin menarik dan tentu saja akan banyak dikagumi oleh orang banyak. Jadi, keindahan pada diri manusia memang sangat mempengaruhi seseorang dalam kegiatannya sehari-hari. Dan kita harus merawatnya, jangan sampai nilai keindahan pada diri seseorang akan hilang dengan sendirinya.

DAFTAR PUSTAKA :

Seri Diktat Kuliah MKDU: Ilmu Budaya Dasar karya Widyo Nugroho dan Achmad Muchji, Universitas Gunadarma

Senin, 01 April 2013

KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

Kesusastraan

   Kata sastra sebenarnya berasal dari kata castra yang berartikan tulisan. Sastra bermakna meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan, kita-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya.
   Sastra dalam arti khusus yang kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekpresi gagasan dan perasaan manusia. Jadi, pengertian sastra sebagai haisl budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya. Secara morfologis, kesusastraan dibentuk dari dua kata, yaitu su dan sastra dengan mendapat imbukan ke-dan-an. Kata su berarti baik atau bagus, sastra berarti tulisan. Secara harfiah, Kesusastraan dapat diartikan sebagai tulisan yang baik atau bagus, baik dari segi bahasa, bentuk, maupun isinya.
   Ada tiga hal yang berkaitan dengan pengertian sastra, yaitu ilmu sastra, teori sastra, dan karya sastra.
A. Ilmu sastra adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki secara ilmiah berdasarkan metode tertentu mengenai segala hal yang berhubungan dengan seni sastra.
Ilmu sastra sebagai salah satu aspek kegiatan sastra meliputi hal-hal berikut.
- Teori sastra, yaitu cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang asas-asasm hukum-hukum, prinsip dasar sastra, seperti struktur, sifat-sifat, jenis-jenis, serta sistem sastra.
- Sejarah sastra, yaitu ilum yang mempelajari sastra sejak timbulnya hingga perkembangan yang terbaru.
- Kritik sastra, yaitu ilmu yang mempelajari karya sastra dengan memberikan pertimbangan dan penilaian terhadap karya sastra.
- Filologi, yaitu cabang ilum sastra yang meniliti segi kebudayaan untuk mengelan tata nilai, sikap hidup. dan semacamnnya dari masyrakat yang memiliki karya sastra.
Keempat cabang ilmu tersebut tentunya mempunyai keterkautan satu sama lain dalam rangka memahami sastra secara keseluruhan.
B. Teoiri sastra adalah asas-asas dan prinsip-prinsip dasar mengenai sastra dan kesusastraan.
C. Seni sastra adalah proses reatif menciptakan karya seni dengan bahasa yang baik, seperti puisi, cerpen/novel, atau drama.
Karya sastra pada dasarnya adalah sebagai alat komunikasi antara sastrawan dan masyarakat pembacanya. Karya sastra selalu berisi pemikiran, gagasa, kisahan, dan amant yang dikomunikasikan kepada pembaca. Untuk menangkap ini, pembaca harus mampu mengapresiasikannya. Pengetahuan tentang  pengertian sastra belum lengkap bila belum tahu manfaatnya. Horatius mengatakan bahwa manfaat sastra itu berguna dan menyenangkan. Secara lebih jelas dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Karya sastra dapat membawa pembaca terhibur melalui berbagai kisahan yang disajikan pengarang mengenai kehidupan yang ditampilkan. Pembaca akan memperoleh pengalaman batin dari berbagai tafsiran terhadap kisah yang disajikan.
2. Karya sastra dapat memperkaya jiwa/emosi pembacanya melalui pengalaman hidup para tokoh dalam karya.
3 Karya sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual pembaca dari gagasan, pemikiran, cita-cita, serta kehidupan masyarakat yang digambarkan dalam suatu karya.
4. Karya sastra mengandung unsur pendidikan. Di dalam karya sastra terdapat nilai-nilai tradisi budaya bangsa dari generasi ke generasi. Kara sastra dapat digunakan untuk menjadi sarana penyampaian ajaran-ajaran yang bermanfaat bagi pembacanya.
5. Karya sastra dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau penetilitan tentang keadaan sosial budaya masyarakat yang digambarkan dalam karya sastra tersebut dalam waktu tertentu.
Menurut koentjaraningrat sebagaimana dikutip Abdul Chaer dan Leonie dalam bukunya sosiolinguistik bahwa bahasa bagian dari kebudayaan. Jadi, hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang koordinatif, yakni hubungan yang sederajat, yang kedudukannya sama tinggi. Masinambouw menyebutkan bahwa bahasa dan kebudayaan merupakan dua sistem yang melekat pada manusia. Kalau kebudayaan itu adalah sistem yang mengatur interkasi manusia di dalam masyarakat, makan kebahasaan adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana berlangsungnya interaksi itu. Masalah sastra dan seni sangat erat hubngannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi-materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni. Budaya Indonesia sangat menunjukan adanya sastra dan seni didalamnya. Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan mastrakat Indonesia berkaintan dengan masalah sebagai berikut:
1. Kenyataan bahwa bangsa Indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaanya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan primordial, kesukaan, dan kedaerahan.
2. Proses pembangunan yang sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya.
3. Kemanjuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya.

Sumber : http//anisamaryati.ngeblogst.info
              http//kikijab.blogspot.com