Pengertian
Pengertian menurut beberapa pakar yaitu Herbert A. Simon,
Donald W. Smithburg, dan Victor A. Thompson, Organisasi adalah suatu sistem
terencana mengenai usaha kerjasama dalam mana setiap peserta mempunyai peranan
yang diakui untuk dijalankan dan kewajiban-kewajiban atau tugas-tugas untuk
dilaksanakan.
Ada beberapa bagian
dari organisasi, yaitu :
- The Operating Core. Yang termasuk disini adalah para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar yang berhubungan dengan produksi barang dan jasa.
- The Strategic Apex. Yang termasuk di dalam bagian ini adalah manajer tingkat puncak (top management).
- The Middle Line. Yang termasuk di dalam bagian ini adalah para manajer yang menjembatani manajer tingkat atas dengan bagian operasional.
- The Technostructure. Yang termasuk dalam bagian ini adalah mereka yang diserahi tugas untuk menganalisa dan bertanggung jawab terhadap bentuk standarisasi dalam organisasi.
- The Support Staff. Yang termasuk disini adalah orang-orang yang memberi jasa pendukung tidak langsung terhadap organisasi ( orang-orang yang mengisi unit staff).
Struktur adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau
aktivitas di dalam organisasi . Struktur organisasi adalah hubungan antar para
pegawai dan aktivitas-aktivitas mereka satu sama lain serta terhadap
keseluruhan, di mana bagian-bagiannya adalah tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan
atau fungsi-fungsi dan masing-masing anggota kelompok pegawai yang
melaksanakannya.
Struktur organisasi yang akan dibentuk tentunya struktur
organisasi yang baik. Struktur organisasi yang baik harus memenuhi syarat sehat
dan efisien. Struktur organisasi sehat berarti tiap-tiap satuan organisasi yang
ada dapat menjalankan peranannya dengan tertib. Struktur organisasi efisien
berarti dalam menjalankan peranannya tersebut masing-masig satuan organisasi
dapat mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil kerja.
Elemen Utama Struktur Organisasi
2. 1 Kompleksitas
Kompleksitas struktur menggambarkan derajat diferensiasi
dalam suatu organisasi, baik diferensiasi horizontal, vertikal, maupun spasial.
1. Diferensiasi Horizontal
Penyebab terjadinya diferensiasi horizontal adalah
berkembangnya beragam unit dalam organisasi berdasarkan orientasi pekerjaan,
sifat tugas-tugas di dalamnya, serta latar pendidikan dan pelatihan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut. Ketika organisasi
membutuhkan unit-unit yang beragam untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan organisasi, pada saat itu pula
terjadi diferensiasi horizontal.
Bentuk spesialisasi ada dua, yaitu spesialisasi fungsional
dan spesialisasi sosial. Spesialisasi fungsional dilakukan dengan cara
memecah-mecah pekerjaan menjadi tugas-tugas sederhana. Jadi, yang
dispesialisasi adalah pekerjaannya. Contohnya, pekerjaan merakit mobil
dipecah-pecah menjadi rangkaian pekerjaan yang lebih sederhana, dan
masing-masing dikerjakan oleh orang yang berbeda.
Sebaliknya, spesialisasi sosial merujuk pada spesialisasi
orang. Artinya, organisasi merekrut seseorang yang ahli untuk melakukan
jenis-jenis pekerjaan tertentu yang bersifat khusus. Misalnya, menggunakan
analisis pasar untuk mengamati dan membuat prediksi perkembangan pasar.
2. Diferensiasi Vertikal
Diferensiasi horizontal dan vertikal sebenarnya berhubungan
erat. Meningkatnya diferensiasi horizontal biasanya selalu dibarengi dengan
kebutuhan untuk mengontrol aktivitas yang kian beragam. Organisasi kemudian
menambah lapisan pengawas atau supervisor (untuk mengawasi lapisan pekerja)
atau manajer (untuk mengawasi supervisor atau manajer level bawah). Hal ini
dengan sendirinya menambah diferensiasi vertikal. Jadi, diferensiasi vertikal
adalah gambaran dari lapisan-lapisan hierarki dalam organisasi.
3. Diferensiasi Spasial
Diferensiasi spasial menggambarkan sejauh mana fasilitas dan
personel organisasi tersebut secara geografis. Organisasi yang memiliki
sejumlah kantor dan/atau personal yang tersebar dalam rentang geografis yang
luas, tentunya akana menghadapi kompleksitas yang lebih tinggi daripada
organisasi yang hanya berpusat pada satu atau beberapa lokasi.
2. 2 Formalisasi
Formalisasi dalam organisasi sebenarnya dapat dilakukan
dengan dua pola yaitu melalui aturan, prosedur, dan sanksi-sanksi regulatif
yang disusun oleh pengelola organisasi, atau melalui rekrutmen terhadap
tenaga-tenaga profesional yang telah terdidik dengan nilai-nilai, norma-norma,
dan pola perilaku sesuai profesi mereka.
2. 3 Sentralisasi
Senralisasi adalah sejauh mana otoritas formal untuk membuat
pilihan-pilihan bebas terkonsentrasi ada seseorang, sebuah unit, atau suatu
level, sedemikian rupa sehingga para pegawai hanya dimungkinkan memberikan
input seminimal mungkin dalam pekerjaan. Sentralisasi kadang-kadang terkait
juga dengan masalah kecenderungan personal. Hal ini terutama pada
perusahaan-perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya sendiri. Ketika ukuran
organisasi semakin besar dan menuntut pendelegasian keputusan yang lebih
banyak, tidak jarang pemilik sekaligus pengelola tersebut merasa enggan.
Fungsi atau Kegunaan Struktur dalam Organisasi
1. Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus
bertanggung jawab dan apa yang harus dipertanggungjawabkan. Setiap anggota
organisasi harus bertanggung jawab kepada pimpinan atau atasan yang memberikan
kewenangan, karena pelaksanaan kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.
2. Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam
struktur organsisasi sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun
hubungan karena adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan
kepada seseorang.
3. Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam
struktur organisasi sangat membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan
dan pengendalian, dan bagi bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan
suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.
Bentuk-Bentuk Struktur Organisasi
1. Struktur Garis (Sederhana)
Organisasi bentuk garis di ciptakan oleh Henry Fayol. Pada
struktur organisasi ini, wewenang dari atasan disalurkan secara vertikal kepada
bawahan. Begitu juga sebaliknya, pertanggungjawaban dari bawahan secara
langsung di tujukan kepada ataan yang memberi perintah. Umumnya organisasi yang
memakai struktur ini adalah organisasi yang masih kecil, jumlah karyawannya
sedikit dan spesialisasi kerjanya masih sederhana.
Ciri-Ciri. Kesatuan perintah terjamin. Pembagian kerja jelas
dan mudah dilaksanakan. Organisasi tergantung pada satu pimpinan. Ruang lingkup
Organisasinya lebih kecil dan jumlah anggota juga sedikit. Hubungan kerja
antara atasan dan bawahan bersifat langsung. Tujuan alat-alat yang digunakan
dan struktur organisasi bersifat sederhana. Tingkat spesialisasi yang
dibutuhkan masih sangat rendah. Semua anggota organisasi masih kenal antara
satu sama lainnya. Produksi yang dihasilkan belum beraneka ragam (defersified).
Kelebihan struktur garis. Karyawan akan lebih menyadari
tugas, tanggung jawab, dan pekerjaan yang diembannya, karena struktur ini lebih
mudah dimengerti. Struktur ini juga menjadikan pengambilan keputusan dapat
dilakukan dengan cepat karena tidak ada halangan birokrasi. Biaya-biaya yang
berkaitan dengan koordinasi dan kontrol biasanya relatif kecil.
Kekurangan struktur garis. Kurang fleksibel dalam
menyediakan spesialisasi yang dibutuhkan ketika perusahaan menjadi lebih luas
dan kompleks. Tugas karyawan yang terbatas sejak awal menghalangi mereka
mendapatkan pengalaman yang dibutuhkan untuk meningkat ke posisi manajerial.
2. Struktur Fungsional
Struktur organisasi fungsional diciptakan oleh F. W. Taylor.
Struktur ini berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan
yang jelas dan setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap
bawahan, sepanjang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap
pegawai mempunyai pengawas lebih dari satu orang atasan yang berberda-beda.
Struktur ini banyak ditemukan pada organisasi atau
perusahaan area spesialisasi sebagai dasar eksistensi sebuah departemen.
Struktur ini lazim ditemukan pada perusahaan kecil dan menengah, yang
memusatkan pengambilan keputusan pada tingkat tertinggi dari perusahaan.
Ciri-ciri. Tidak menjamin adanya kesatuan perintah. Keahlian
para pengawas dan pegawai berkembang menuju spesialisasi. Penghematan waktu
dapat dilakukan karena mengerjakan pekerjaan yang sama.
Kelebihan struktur fungsional. Keahlian yang dimiliki oleh
seorang spesialis fungsional. Keahlian ini memudahkan mereka dalam memecahkan
masalah yang terjadi pada area tertentu yang berada di bawah wewenangnya.
Menghindari duplikasi, di mana struktur ini tidak terdapat fungsi yang berganda
atau redundant, sehingga sumber daya organisasi dapat dipergunakan lebih
efisien dan terfokus.
Kelemahan struktur fungsional. Kebingungan yang terjadi
ketika karyawan memiliki dua atau lebih supervisor. Kekurangan lain yaitu
kemungkinan manajer untuk menghindari area yang mereka wewenangi secara
fungsional, situasi yang mungkin berdampak negatif bagi koordinasi aktivitas
tertentu.
3. Struktur Staff
Organisasi dalam bentuk staff yang mempunyai hubungan dengan
pucuk pimpinan. Berfungsi memberikan bantuan baik berupa pikiran maupun bantuan
lain demi kelancaran tugas pimpinan dalam mencapai tujuan secara keseluruhan.
Bentuk ini tidak mempunyai garis komando ke bawah. Staff yaitu orang yang ahli
dalam bidang tertentu yang tugasnya memberi nasehat dan saran dalam bidang
kepada pemimpin dalam organisasi.
Kelebihan struktur staff. Pembagian tugas yang jelas antara
staff dan anggota yang lain. Berkembangnya spesialisasi para anggota.
Koordinasi di dalam setiap bagian dapat diterapkan dengan mudah.
Kelemahan struktur staff. Pemimpin staff melampaui
kewenangannya. Kesenjangan sosial antara pemimpin dan anggotanya.
4. Struktur Garis dan Staff
Struktur organisasi ini merupakan struktur organisasi
gabungan yang dikembangkan oleh Harrington Emerson. Struktur ini umumnya di
gunakan oleh organisasi yang besar, daerah kerja luas, bidang tugas yang
beraneka ragam dan jumlah bawahan yang banyak sehingga pimpinan tidak bisa
bekerja sendiri, melainkan memerlukan bantuan staf ahli yaitu orang yang ahli
dalam bidang tertentu yang bertugas memberi nasihat dan saran kepada pimpinan
dalam organisasi tersebut.
Kelebihan struktur garis dan staf. Posisi garis terbebas
dari aktivitas khusus yang dapat diberikan kepada karyawan staf. Fleksibilitas
dari personel staf dapat memudahkan mereka untuk melaksanakan dan menyelesaikan
proyek baru dengan jumlah yang minimum. Koordinasi dalam setiap unit kegiatan
dapat diterapkan dengan mudah.
Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini yang
melakukan tugas pokok organisasi dan kelompok staf yang melakukan kegiatan
penunjang.
Kekurangan struktur garis dan staf. Konflik antara karyawan
posisi garis dan staf sering menjadi masalah. Misalnya, karena karyawan staf
terlalu mendominasi sering kali karyawan posisi garis menghiraukan masukan
mereka.
5. Struktur Produk
Struktur ini digunakan jika perusahaan memutuskan produk
yang mereka hasilkan sebagai dasar penetapan atau pembuatan struktur organisasi
sebuah perusahaan. Jenis organisasi ini membagi tugasnya ke dalam dimensi
produk. Artinya sebuah garis koordinasi atau kelompok koordinasi terbagi atas
jenis produk yang dihasilkan oleh organisasi tersebut. Pada masing-masing produk
terdapat bagian atau divisi yang mendukung kesuksesan produk di pasar.
Masing-masing produk akan memiliki divisi pemasaran, SDM, dan produksi
sendiri-sendiri.
Struktur organisasi ini muncul sebagai respon atas segmen
pasar yang ingin fokus dikembangkan. Pada akhirnya, perusahaan akan berusaha
semaksimal mungkin untuk bisa bersaing pada segmen pasar yang dituju.
Perusahaan akan memaksimalkan setiap sumber daya yang ada di perusahaan
sehingga bisa maksimal dalam merancang dan membuat sebuah produk untuk segmen
pasar tertentu.
Kelebihan struktur produk. Penanggung jawab dari produk akan
sangat jelas, sehingga fokus kinerja terhadap konsumen lebih jelas dan
memuaskan. Struktur ini baik digunakan untuk perusahaan yang memiliki lini
bisnis atau produk yang bervariasi. Variasi dari jumlah produk yang dihasilkan
memerlukan koordinasi yang tinggi, sehingga struktur ini akan memfasilitasi
perusahaan sehingga masalah koordinasi dalam sebuah produk yang dihasilkan akan
mudah terselesaikan. Selain itu, faktor lingkungan yang berubah dengan cepat
juga akan sangat sesuai jika dihadapi dengan jenis struktur organisasi ini.
Kekurangan struktur produk. Dengan dimungkinkannya tiap
divisi untuk berjalan dengan caranya sendiri dibandingkan dengan struktur
lainnya, hal ini dapat mengakibatkan kegagalan beberapa divisi dalam mencapai
tujuan perusahaan.
6. Struktur Matriks
Struktur ini merupakan struktur yang paling baru dari semua
struktur organisasi yang ada dan paling sering digunakan oleh perusahaan yang
melakukan proyek rumit. Struktur ini mengintegrasikan hubungan vertikal dan
horizontal dengan unit lain dalam sebuah proyek.
Kelebihan struktur matriks. Penggunaan struktur matriks
memungkinkan perusahaan mempekerjakan karyawan dengan keahlian tertentu untuk
menyelesaikan suatu proyek yang rumit. Penggunaan struktur matriks juga
membantu perusahaan beradaptasi dengan cepat terhadap segala situasi , karena
karyawan dengan keahlian tertentu dapat dengan mudah direkrut ke dalam proyek.
Kekurangan struktur matriks. Dalam perusahaan yang
menggunakan struktur matriks ini, karyawan mungkin memiliki dua supervisor,
manajer dari area fungsional dan manajer proyek. Tekanan pada karyawan, jika
dalam satu waktu individu menangani beberapa proyek yang berbeda, maka ini akan
menjadi beban pikiran baginya.
7. Struktur Campuran (Hibrid)
Jenis organisasi ini merupakan gabungan dari struktur
organisasi produk dan fungsional. Masing-masing produk yang diproduksi memiliki
fungsi-fungsi yang dibutuhkan oleh produk tersebut. Selain itu, organisasi juga
memiliki struktur fungsional yang tetap mengontrol secara terpusat jalannya
organisasi.
Salah satu yang dominan dari struktur ini adalah keputusan
menjadi tidak terdesentralisasi, tetapi juga tidak tersentralisasi. Artinya
perlu koordinasi yang tinggi antarfungsi pokok yang dimiliki dan juga struktur
yang berada dalam garis koordinasi produk. Karena sifatnya, jenis organisasi
dengan struktur ini akan mudah beradaptasi jika terdapat perubahan pada
lingkungan secara mendadak. Dua contoh struktur campuran yaitu perusahaan
multinasional dan organisasi jaringan (network).
Perusahaan Multinasional (MNC). Pada tahap perkembangannya
yang sangat lanjut dapat menjadi sebuah organisasi yang sangat kompleks. Tahap
tersebut tercapai ketika organisasi telah mengambil desain struktur yang
disebut matriks global (global matrix). Proses ini biasanya terjadi manakala
MNC meluaskan aktivitasnya ke berbagai negara dalam skala yang tidak dapat
ditangani oleh struktur-struktur biasa.
Struktur ini disebut campuran karena perusahaan-perusahaan
lokal yang tersebar di berbagai benua biasanya tidak persis sama dalam hal
desain strukturnya. Kita barangkali akan menemukan semua ragam desain struktur
di sini, mulai dari struktur sederhana, divisonal, matriks, hingga struktur
hibrid .
Struktur Jaringan. Dalam bentuk yang sangat ekstrem,
struktur jaringan menghasilkan apa yang disebut dengan organisasi virtual. Di
sini semua aktivitas organisasi telah habis di-outsourcing. Satu-satunya yang
tersisa dalam organisasi adalah sekelompok kecil eksekutif dan sebuah kantor
dengan beberapa ratus pegawai. Ukuran organisasi yang normal bagi
perusahaan-perusahaan multinasional adalah rata-rata di atas
10 ribu orang,
untuk di kantor pusat saja (Robbins, 1990: 132) . Jadi, pengurangan jumlah
hinga tinggal beberapa ratus orang adalah sesuatu yang sangat luar biasa. Nike
(sepatu), Emerson Radio (produk-produk elektronik), Schwinn Bicycle (sepeda)
adalah contoh-contoh perusahaan yang mampu menjual produk senilai beberapa
ratus juta dollar per tahun, dengan memiliki sangat sedikit fasilitas produksi
atau tidak ada sama sekali (Robbins, 1990: 346) .
Esensi pekerjaan para eksekutif organisasi virtual terutama
adalah melakukan koordinasi dan mengelola hubungan-hubungan eksternal. Semua
hubungan tersebut bersifat kontrak atau pesanan, sehingga sebagian besar waktu
para pengelola dihabiskan untuk menangani hubungan-hubungan tersebut dan
memastikan kesesuaiannya dengan tujuan organisasi
5 Faktor-faktor Penyebab Perbedaan Struktur Organisasi
1. Strategi Organisasi
Tidak dapat disangkal bahwa terdapat hubungan antara
strategi organisasi dengan struktur yang digunakan untuk mencapainya.
Keterkaitan itu lebih mudah dilihat dalam mengelola sebuah bisnis. Karena
keterkaita antara strategi dengan struktur yang akan digunaka, umumnya suatu
organisasi memilih salah satu dari tiga bentuk strategi yaitu, strategi yang
menuntut inovasi, strategi yang diarahkan kepada minimalisasi biaya atau
ongkos, dan strategi yang sifatnya imitatif.
2. Besar-kecilnya organisasi
Semakin banyak karyawan yang bekerja pada suatu organisasi,
makin kompleks pula organisasi tersebut. Demikian pula dengan pola pengambilan
keputusan untuk kepentingan koordinasi dan pengawasan mengakibatkan makin
banyak keputusan yang diambil oleh kantor pusat organisasi yang bersangkutan.
3. Teknologi yang digunakan
Berbagai studi yang dilakukan para pakar dan ilmuwan yang
menunjukkan dengan jelas teknologi yang digunakan dengan struktur organisasi.
Karena keterkaitan tersebut efektivitas kerja akan ditentukan oleh kesesuaian
teknologi dengan struktur. Tiga kategorisasi yang dapat digunakan sebagai dasar
pemikiran ialah kategori berdasarkan produk, analisis permasalahan, dan sifat
teknologi yang digunakan.
4. Kekuasaan dalam Organisasi
Dikaitkan dengan struktur, dapat dinyatakan bahwa baik
karena seseorang merasa bahwa satuan tempatnya bertugas penting maupun karena
keinginan untuk memupuk kekuatan atau kekuasaan. Seseorang yang menduduki
jabatan sebagai pimpinan akan berusaha agar satuan kerja yang dipimpinnya
semakin kompleks.
Prinsip dalam Mendesain Struktur Organisasi
Menurut Robbins (2003), Gitlow (2001), dan Cortada (2001),
ada enam prinsip penting yang harus diperhatikan dalam mendesain struktur
organisasi :
1. Spesialisasi Pekerjaan
Hal ini didefinisikan sebagai derajat di mana tuga dalam
organisasi dibagi menjadi beberapa pekerjaan. Spesialisasi menjadi terkenal
setelah pada awal abad 20 Henry Ford berhasil mengimplementasikan spesialisasi
dan menjadi best seller pada masanya. Pengulangan tugas yang serupa dalam
jangka waktu yang lama akan meningkatkan tingkat produktivitas dan efisiensi
sebuah pekerjaan.
2. Departemenisasi
Unsur ini merupakan dampak yang dari spesialisasi pekerjaan,
dengan mengelompokkan pekerjaan yang serupa dalam satu departeman.
Departemenisasi adalah aktivitas untuk menyusun satuan-satuan organisasi yang
akan diserahi bidang kerja tertentu atau fungsi tertentu. Fungsi adalah
sekelompok aktivitas sejenis berdasarkan kesamaan sifat atau pelaksanaannya.
3. Rantai Komando
Unsur ini menjelaskan kepada siapa hasil aktivitas
(pekerjaan) akan dilaporkan. Hal ini juga dapat diperluas dengan pertanyaan
“Kepada siapa saya harus bertanggung jawab dan kepada siapa saya harus
berkonsultasi, jika terdapat masalah dalam pekerjaan?”. Ada dua unsur penting
dalam menjelaskan konsep rantai komando, yaitu otoritas dan kesatuan. Otoritas
merupakan hak yang melekat pada posisi manajerial seperti memberikan tugas dan
mengharapkan tugas tersebut dapat dipatuhi dan dijalankan. Kesatuan perintah
adalah tiap-tiap pejabat dalam organisasi hendaknya hanya dapat diperintah dan
bertanggung jawab kepada seorang pejabat tertentu.
4. Rentang Pengawasan
Unsur ini mendeskripsikan berapa jumlah bawahan yang dapat
dikelola secara efisien dan efektif oleh seorang manajer.
5. Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentarlisasi sebagai derajat di mana pembuatan keputusan
dipusatkan pada beberapa jabatan di perusahaan. Desentralisasi adalah
pengalihan tanggung jawab dan wewenang dalam mengambil keputusan dari kantor
pusat kepada orang yang berlokasi terdekat dengan situasi yang membutuhkan
perhatian. Dengan menggunakan desentralisasi, tindakan dapat dilakukan lebih
cepat dalam menyelesaikan masalah, lebih banyak orang yang terlibat di
dalamnya, dan menjadikan karyawan lebih menjadi bagian dari organisasi.
6. Formalisasi
Jika pekerjaan yang ada telah diformalisasi, akan diketahui
pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, kapan harus diselesaikan, dan
bagaimana cara menyelesaikannya.
7. Struktur dan Proses Mempengaruhi Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan
teori, metode, dan prinsip-prinsip dari berbagai disiplin ilmu seperti
psikologi, sosiologi, dan antropologi budaya untuk mempelajari persepsi,
nilai-nilai, kapasitas belajar, dan tindakan individu ketika bekerja dalam
kelompok dan di dalam organisasi secara keseluruhan, penganalisisan dampak
lingkungan luar atas organisasi dan sumber daya manusia, misi, tujuan, dan
strateginya. Struktur organisasi ialah pola formal tentang bagaimana orang dan
pekerjaan dikelompokkan. Struktur sering digambarkan dengan suatu bagan
organisasi. Proses berkenaan dengan aktivitas yang memberi kehidupan pada skema
organisasi itu. Komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi prestasi kerja,
sosialisasi, dan pengembangan karier adalah proses dalam setiap organisasi.
Tujuan para manajer dalam setiap organisasi ialah mencapai perilaku yang
dikoordinasikan sehingga organisasi tersebut dinilai efektif oleh mereka yang
mengevaluasi hasilnya. Faktor-faktor utama yang menentukan perilaku individu
dan kelompok adalah tugas dan hubungan wewenang. Oleh karena itu, manajer harus
merancang struktur organisasi agar memudahkan komunikasi di antara para pegawai.
Daftar Pustaka:
http://siahaanwithluph.wordpress.com/2012/02/11/struktur-organisasi/ (Senin, 13 Januari 2014 ; 07:30AM)
http://ridafika20.blogspot.com/2014/01/struktur-organisasi-dalam-perusahaan.html (Senin, 13 Januari 2014 ; 07:30AM)
http://blogging.co.id/jenis-jenis-struktur-organisasi-perusahaan-dan-fungsinya
(Senin, 13 Januari 2014 ; 07:35 AM)
http://dukhonajjib.blogspot.com/2013/05/gambaran-struktur-organisasi-perusahaan.html
(Senin, 13 Januari 2014 ; 07:36 AM)
http://edobanteng.blogspot.com/2014/01/struktur-organisasi-dan-implementasi.html (Senin, 13 Januari 2014 ; 07:33 AM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar