Pengertian
Adanya kerja tim dalam ikatan kerja memungkinkan terciptanya dinamika kelompok. Di dalam dinamika kelompok inilah setiap anggota akan mengenali perasaan-perasaan anggota timnya, mengenali permasalahan-permasalahan yang sering timbul dalam timnya, mengatasi permasalahan-permasalahan dalam aktivitas, dan pada gilirannya mampu mendinamiskan timnya sehingga benar-benar itu bukan sekadar utopia belaka atau konsep saja.
Di dalam buku Dinamika kelompok oleh Drs. Slamet Santosa,
M.Pd., dikemukakan bahwa dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang teratur
dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas
antara anggota yang satu dengan yang lain. Setiap anggota kelompok mempunyai
hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami secara
bersama-sama.
Ciri-ciri nya adalah:
• Adanya dorongan/motif yang sama pada setiap individu
sehingga terjadi interaksi antaranggota dan tertuju dalam tujuan yang sama,
• Adanya reaksi dan kecakapan yang berbeda di antara
individu satu dengan yang lain,
• Adanya pembentukan dan penegasan struktur kelompok yang
jelas, terdiri dari peranan dan kedudukan yang berkembang dengan sendirinya di
dalam rangka mencapai tujuan bersama, dan
• Adanya penegasan dan peneguhan adab-adab tingkah laku
antaranggota kelompok yang mengatur interaksi dan kegiatan anggota kelompok
dalam merealisasikan tujuan kelompok.
Tahapan Pembentukan Kelompok
Model pembentukan suatu kelompok pertama kali diajukan oleh
Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai salah satu teori pembentukan
kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak ide-ide lain setelah kosep ini
dicetuskan.
Tahap 1 – Forming
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan
tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki
itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.
Tahap 2 – Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan
tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang
harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi
ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap
storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.
Tahap 3 – Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok.
Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat
mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi
masing-masing anggota untuk kelompok.
Tahap 4 – Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi
eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka
saling respect dalam berkomunikasi.
Tahap 5 – Adjourning dan Transforming
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri.
Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami
perubahan.
Klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya.
Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para
ilmuwan sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga
klasifikasi kelompok.
• Kelompok Primer dan Sekunder.
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin
Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang
anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam
asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang
anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh
hati kita.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan
karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:
1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam
dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi,
menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana
privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan
dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan
terbatas.
2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal,
sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
3. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek
hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.
4. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan
kelompok sekunder instrumental.
5. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan
kelompok sekunder formal.
• Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan.
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok
keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok
keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan
fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok
yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau
untuk membentuk sikap.
Menurut teorinya, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi:
fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan
Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan
status saya sekarang (fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya
norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk
membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai
(fungsi normatif). Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara memandang
dunia ini-cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan
memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui
(fungsi perspektif). Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya.
Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok
rujukan saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok
rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam
berkomunikasi.
Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif
John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok
menjadi dua: deskriptif dan peskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan
klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah.
Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok
deskriptif dibedakan menjadi tiga:
a. kelompok tugas
b. kelompok pertemuan
c. kelompok penyadar
Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya
transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik.
Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan
diri mereka sebagai acara pokok. Melalui diskusi, setiap anggota berusaha
belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa
adalah contoh kelompok pertemuan.
Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan
identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal (di AS) pada
tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.
Sedangkan, Cragan dan Wright mengkategorikan enam format
kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel,
forum, kolokium, dan prosedur parlementer.
Kekuatan team work
Team work bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work
atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang
saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati
sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus
disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu
pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi,
bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi yang paling populer di
tim.
Dalam sebuah tim yang dibutuhkan adalah kemauan untuk saling
bergandeng-tangan menyelesaikan pekerjaan. Bisa jadi satu orang tidak
menyelesaikan pekerjaan atau tidak ahli dalam pekerjaan A, namun dapat
dikerjakan oleh anggota tim lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan kerja tim,
beban dibagi untuk satu tujuan bersama.
Saling mengerti dan mendukung satu sama lain merupakan kunci
kesuksesan dari teamwork. Jangan pernah mengabaikan pengertian dan dukungan
ini. Meskipun terjadi perselisihan antar pribadi, namun dalam tim harus segera
menyingkirkannya terlebih dahulu. Bila tidak kehidupan dalam tim jelas akan terganggu,
bahkan dalam satu tim bisa jadi berasal dari latar belakang divisi yang berbeda
yang terkadang menyimpan pula perselisihan. Makanya sangat penting untuk
menyadari bahwa kebersamaan sebagai anggota tim di atas segalanya.
Sementara untuk membentuk dan membangun team work yang
solid, tentu tidak semudah kita membalikan telapak tangan, team work yang solid
akan menciptakan hasil yang maksimal dalam suatu tim tersebut. Ada beberapa poin-poin penting yang harus
diketahui atau perlu di mengerti demi kebersamaan dalam sebuah team work yang
baik, adapun poin-poin tersebut adalah sebagai berikut :
- Teamwork adalah kerjasama dalam tim yang biasanya dibentuk
dari beragam divisi dan kepentingan.
- Sama-sama bekerja bukanlah teamwork, itu adalah kerja
individual.
- Filosofi teamwork: ‘Saya mengerjakan apa yang anda tidak
bisa dan anda mengerjakan apa yang saya tidak bisa’.
- Ketika berada dalam teamwork, segala ego pribadi,
sektoral, deparment harus disingkirkan.
- Dalam teamwork yang dikejar untuk dicapai adalah target
bersama, bukan individual.
- Keragaman individu dalam teamwork memang sebuah nilai plus
namun bisa menjadi minus jika tidak ada saling pengertian.
- Saling pengertian terhadap karakter masing-masing anggota
team akan menjadi modal sukses bersama.
- Jika setiap orang bekerjasama via bidang masing-masing,
target korporasi pasti akan segera terealisasi.
- Individu yang egois mengejar target pribadi akan
menghambat keberhasilan team. Bayangkan jika si A mengejar target A & si B
mengejar target B, lalu target bersama bermuara kemana?
- Keahlian masing-masing sungguh menjadi anugerah dalam
teamwork yang akan mempercepat proses pencapaian target.
- Kendalikan ego dan emosi saat bersama agar pergesekan
tidak berujung pada pemutusan kerjasama.
- Dengan pemahaman yang tinggi soal karakter individu dalam
team, realisasi target tidak perlu waktu yang lama.
- Ingatlah selalu bahwa: ‘Teamwork makes the dream work’.
Teamwork yang solid akan mampu memberikan hasil yang
maksimal, tentu karena kerja keras tim yang didukung oleh superman-superman
sebagai anggota tim sehingga bisa menghasilkan pemikiran-pemikiran yang hebat,
ide-ide yang super, bisa memberikan hasil yang maksimal dan luar biasa dalam
superteam tersebut. Sekiranya seperti itulah pengertian tentang teamwork yang
selama ini sering kita dengarkan dan sering kita bicarakan baik dalam lingkup
lingkungan kerja dan dalam lingkup saat kita bermasyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar