Tim penyelamat dari Rusia ikut bergabung dalam
pencarian korban AirAsia QZ8501 yang hilang di sebelah selatan
Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Tim penyelamat asal Rusia
tersebut mendatangkan dua pesawat, yakni Beriev Be-200 dan pesawat
Ilyushin II-76. Dari pesawat itu, Beriev Be-200 cukup menyita banyak
perhatian karena kecanggihannya sebagai pesawat amfibi, mampu lepas
landasdan mendarat di air.
Kecanggihan pesawat tersebut sedikit
banyak juga "menggoda" pemerintah untuk membelinya. Bentuk wilayah
Indonesia, yang sebagian besar berupa perairan, dinilai mendesak untuk
memiliki Beriev Be-200 yang merupakan pesawat multifungsi. Lantas,
seperti apa kecanggihan pesawat tersebut?
Produk perusahaan
Rusia, Beriev Aircraft Company, ini dirancang untuk menjalankan beragam
tugas, sebagai pemadam kebakaran, menjalani fungsi SAR, patroli keamanan
laut, hingga membawa penumpang ataupun kargo. Harga per unitnya 40 juta
dollar AS atau setara Rp 500 miliar.
Pesawat ini mulai
diperkenalkan pada 1989, dan Pemerintah Rusia memberikan izin produksi
pada 8 Desember 1990. Pada 1991, pesawat ini diperkenalkan dalam pameran
dirgantara internasional, Paris Air Show.
Be-200 memiliki kapasitas angkut air hingga 12 ton (12.000 liter atau 3.170 galon) serta 72 penumpang.
Dalam
catatan perjalanan tugasnya, Be-200 cukup "akrab" menangani kasus
kebakaran hutan. Seperti pada 2007, Pemerintah Portugal menyewa pesawat
ini untuk memadamkan api. Pesawat ini bekerja total selama 167 jam
dengan membawa air dengan total mencapai 2.322 ton.
Pada tahun yang sama, pesawat ini juga disewa Pemerintah Yunani untuk menangani kebakaran hutan.
Pemerintah Indonesia pun juga pernah menggunakan jasa pesawat ini pada 2006 guna memadamkan kebakaran hutan. Mengutip Wikipedia,
Pemerintah RI menyewa pesawat ini selama 45 hari dengan biaya 5,2 juta
dollar AS. Pemerintah saat itu pun kepincut untuk membeli pesawat ini.
Namun sampai sekarang, rencana itu belum terealisasikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar